Selamat Datang. Indahnya hari ini adalah suatu berkat dan berkah dari Tuhan. bertindaklah dengan bijaksana agar hidup kita menjadi lebih berarti bagi orang lain.

09/10/2020

MENGENALI JENIS JENIS MASKER PELINDUNG MULUT

Masker saat ini menjadi alat pelindung diri atau APD yang paling penting di tengah wabah virus corona Covid-19

Masyarakat perlu tahu bahwa penggunaan masker yang ditujukan untuk masyarakat umum maupun tenaga medis memiliki jenis dan standar yang berbeda-beda.

Karena itu masker yang digunakan perlu menyesuaikan dengan tingkat intensitas kegiatan tertentu, termasuk untuk menghadapi merebaknya wabah virus corona Covid-19 sekarang ini. 

Berikut merupakan 5 tipe dan klasifikasi masker yang perlu diketahui oleh masyarkat umum berdasarkan panduan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

1.    Masker Kain

Masker kain dapat digunakan untuk mencegah penularan sekaligus mengantisipasi kelangkaan masker yang terjadi di pasar seperto apotek dan toko-toko kesehatan. Masker kain yang dibuat perlu memiliki 3 (tiga) lapisan yaitu lapisan non-anyaman tahan air (depan), microfibre melt-blown kain non-anyaman (tengah), dan kain biasa non-tenunan (belakang). 

Masker kain perlu dicuci dan dapat dipakai berkali-kali. Bahan yang digunakan untuk masker kain berupa bahan kain katun, scarf, dan sebagainya.

Penggunaan masker kain dapat dipergunakan untuk:

·      Masyarakat umum dalam keadaan sehat

Masker jenis ini bisa digunakan ketika berada di tempat umum dan fasilitas lainnya dengan tetap menjaga jarak aman yakni 1-2 meter. Namun, jika masyarakat memiliki kegiatan yang tergolong berbahaya (misalnya, penanganan jenazah Covid-19, dan sebagainya) maka tidak disarankan menggunakan masker kain tapi harus menggunakan masker jenis lain dan APD pendukung.

·      Tenaga medis

Masker kain tidak direkomendasikan sebagai APD (Alat Pelindung Diri) untuk tingkat keparahan tinggi karena sekitar 40%-90% partikel dapat menembus masker kain bagi tenaga medis. Masker kain hanya boleh digunakan sebagai opsi terakhir jika masker bedah atau masker N95 tidak tersedia lagi.

Meskipun demikian penggunaan masker kain oleh tenaga medis idealnya perlu dikombinasikan dengan pelindung wajah yang menutupi seluruh bagian depan dan sisi wajah.

2.     Maker Bedah 2 Ply atau memiliki nama lain Surgical Mask 2 Ply.

Masker bedah 2 Ply alias urgical Mask 2 Ply ini, hanya terdiri dari 2 lapisan (layers) yaitu lapisan luar dan lapisan dalam tanpa lapisan tengah yang berfungsi sebagai filter.

Karena tidak memiliki lapisan filter pada bagian tengah diantara lapisan luar kedap air dan dalam yang langsung kontak dengan kulit, maka tipe masker ini kurang efektif untuk menyaring droplet atau percikan yang keluar dari mulut dan hidug pemakai ketika batuk atau bersin. 

Dengan begitu, masker jenis ini hanya direkomendasikan untuk pemakaian masyarakat sehari-hari yang tidak menunjukan gejala-gejala flu atau influenza yang disertai dengan batuk, bersin-bersin, hidung berair, demam, nyeri tenggorokan. Karena mudah tembus jensi masker ini tidak direkomendasikan untuk dipakai oleh tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan, apalagi mengani pasien yang terpapar virus corona Covid-19.

3.    Masker Bedah 3 Ply atau Surgical Mask 3 Ply

Masker Bedah memiliki tiga lapisan (layers) yaitu lapisan luar kain tanpa anyaman kedap air, lapisan dalam yang merupakan lapisan filter densitas tinggi dan lapisan dalam yang menempel langsung dengan kulit yang berfungsi sebagai penyerap cairan berukuran besar yang keluar dari pemakai ketika batuk maupun bersin.

Karena memiliki lapisan filter ini, masker bedah efektif untuk menyaring droplet yang keluar dari pemakai ketika batuk atau bersin. Namun lapisan ini bukan merupakan barier proteksi pernapasan karena tidak bisa melindungi pemakai dari terhirupnya partikel airborne yang lebih kecil. 

Dengan begitu, masker ini direkomendasikan untuk masyarakat yang menunjukan gejala-gejala flu atau influenza yakni batuk, bersin- bersin, hidung berair, demam, nyeri tenggorokan. Masker ini juga bisa digunakann oleh tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan.

4.    Masker N95 (atau ekuivalen)

Masker N95 adalah masker yang lazim dibicarakan dan merupakan kelompok masker Filtering Facepiece Respirator (FFR) sekali pakai (disposable). Kelompok jenis masker ini memiliki kelebihan tidak hanya melindungi pemakai dari paparan cairan dengan ukuran droplet, tapi juga cairan hingga berukuran aerosol. 

Masker jenis ini pun memiliki face seal fit yang ketat sehingga mendukung pemakai terhindar dari paparan aerosol asalkan seal fit dipastikan terpasang dengan benar. 

Adapun jenis masker Filtering Facepiece Respirator (FFR) yang ekuivalen dengan N95 yaitu FFP2 (EN 149- 2001, Eropa), KN95 (GB2626-2006, China), P2 (AS/NZA) 1716:2012, Australia/New Zealand), KF94 (KMOEL-2017-64, Korea), DS (JMHLW-Notification 214,2018, Jepang). 

Kelompok masker ini direkomendasikan terutama untuk tenaga kesehatan yang harus kontak erat secara langsung menangani kasus dengan tingkat infeksius yang tinggi seperti pasien positif terinfeksi virus corona Covid-19.

5.    Reusable Facepiece Respirator

Tipe masker ini memiliki keefektifan filter lebih tinggi dibanding N95 meskipun tergantung filter yang digunakan. Karena memiliki kemampuan filter lebih tinggi dibanding N95, tipe masker ini dapat juga menyaring hingga bentuk gas. 

Tipe masker ini direkomendasikan dan lazim digunakan untuk pekerjaan yang memiliki risiko tinggi terpapar gas-gas berbahaya. Tipe masker ini dapat digunakan berkali- kali selama face seal tidak rusak dan harus dibersihkan dengan disinfektan secara benar sebelum digunakan kembali.

 

Sumber : https://kesehatan.kontan.co.id/news/

 


22/03/2020

Antisipasi covid-19 dengan berkegiatan di rumah

Saat ini bangsa Indonesia dan bangsa bangsa lain di bumi ini sedang bekerja keras menangani Covid-19. Para dokter dan para medis bahu membahu menangai kasus besar ini. Mereka adalah garda utama dalam situasi saat ini. Dokter dan tenaga medis tidak terpengaruh atau terimbas oleh peraturan pemerintah tentang menonaktifkan kegiatan disegala instansi terutama yang bersentuhan dengan masyarakat. Bukan sekedar kewajiban melaksanakan tugas sebagai karyawan akan tetapi butuh dedikasi yang tinggi. Semoga pemerintah memberikan apresiasi kepada usaha mereka.

Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka? Kata cak Lontong jawabnya singkat yakni "Jangan sakit". Meledaklah tawa kita mendengar jawaban itu. namun tidak dipungkiri memang itu jawaban yang benar. Jawaban cak lontong mengandung filosofi yang mendalam. Ketika kita sakit maka harus dirawat atau diopname. siapa yang merawat? ya dokter dan para medis. sembuh? ada 2 kemungkinan ya dan belum. Pasien yang "belum sembuh" tentu memerlukan perawatan yang intensif. Dibawa kemana mereka? bawa ke Rumah sakit.  Berapa lama? bisa 3 hari atau lebih. Selang beberapa hari sembuh dan pulang ke rumah. Ini adalah gambaran ketika ada orang sakit dalam situasi normal. Sementara kondisi bangsa kita saat ini sedang mengalami pandemi covid-19. Bukan karena jumlah rumah sakit atau saya tampung sedikit, jumlah dokter terbatas atau tenaga medis kurang jumlahnya. Namun ketidakberdayaan menangani ketika pada saat waktu yang sama banyak pasien berdatangan, apa yang terjadi? Rumah sakit, para dokter dan para medis akan kewalahan menangani. Jadi benar kata cak lontong "jangan sakit".

Oleh karena itu, apa yang bisa kita lakukan agar jangan sakit. Di Medsos banyak  mengupload tentang cara hidup sehat. Dengan cara olahraga yang cukup, istirahat yang cukup. Sebetulnya itu, sehingga tidak perlu kita takut secara berlebihan. Selama kita sehat, itu tidak masalah. Vitamin E juga vitamin C itu saja sudah cukup, Dan harus ingat, Jangan keluar rumah, Tundalah yang bisa ditunda.

Ini saatnya untuk "Quality Time". Kumpul keluarga untuk merefleksikan tentang segala sesuatu yang dialami keluarga kita. Situasi yang seringkali banyak terabaikan karena pekerjaan atau kesibukan kesibukan lain. Kita ambil hikmahnya dari kebijakan pemerintah yang meng"offday"kan hingga akhir Maret 2019. Ada beberapa hal yang bisa kita petik dari Quality Time ini ;
  1. cara untuk mengurangi intensitas tatapmuka dengan masyarakat di pasar atau mall.
  2. membantu memutus penyebaran covid-19, dimana penularan bisa melalui bersentuhan badan.
  3. mengurangi kejenuhan karena berhari hari akan berada di rumah.
  4. akan meningkatkan kualitas hidup sebagai satu keluarga
  5. akan meningkatkan kekompakan keluarga, terutama dari sisi beberes rumah, hasilnya rumah menjadi lebih bersih.
  6. memiliki waktu banyak untuk sharing keluarga. sering terlupakan atau terabaikan bahkan bisa sebagai sarana introspeksi diri.
  7. menekuni hobi yang selama ini tertunda
  8. mencoba macam macam resep makanan
  9. menjadi tukang masak. (yang biasanya hanya sebagai penikmat dan komentator)
  10. dan masih banyak hal hal lain.
Demikian teman teman sharing kami dalam mengantisipasi covid-19. Jangan sakit dan selalu bahagia dan gembira. 


Menghadapi WABAH CORONA

Hari ini hari ke 5 saya dan keluarga beraktivitas di dalam rumah. efek dari kebijakan pemerintah dalam rangka mengantisipasi penyebaran virus corona atau covid-19. sungguh sangat berat menjalankannya harus tinggal dirumah (lebih banyak waktu didalam), yang biasanya kita semua bebas beraktivitas diluar yang dengan tiba tiba harus tinggal di dalam rumah. 


Namun ketika melihat dan mendengar berita berita dari berbagai media membuat hati kami cemas dan takut. Sampai hari ini kalau boleh dibilang hampir seluruh dunia mengalami atau tertular wabah corona. Tampak jelas dipaparkan data data wilayah penyebaran baik nasional maupun dunia. Dari data yang meninggal, orang dalam pemantauan ( ODP), pasien dengan pengawasan ( PDP), dan suspek. Beberapa negara ada yang sudah me"lockdown" negaranya atau ada beberapa kota di Indonesia menyatakan dalam "KLB (Kondisi Luar biasa). Mengapa semua itu dilakukan? semua ini karena covid-19.


Apa itu covid-19 atau corona itu? Dikutip dari DailyMail, Rabu (12/2/2020) tepat hari ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengumumkan nama virus mematikan yang bermula di Wuhan, Cina.  Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkannya pada konferensi di Jenewa, Swiss. Nama Covid-19 dipilih untuk virus yang sejak mewabah mendapat banyak nama seperti  corona Wuhan, coronavirus Cina,  bahkan flu ular. Lalu apa arti COVID-19?   Ghebreyesus menyebut, C-o = corona, v-i = virus, dan D = disease. Jadi Covid bisa diartikan penyakit virus corona.  Angka 19 menandai tahun pertama kali virus teridentifikasi. Pemilihan nama dilakukan berdasar pedoman yang disepakati antara WHO, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pilihan nama tidak boleh merujuk pada lokasi geografis, hewan, individu atau sekelompok orang, mudah diucapkan dan terasosiasi dengan penyakit yang diakibatkan.
Kenapa juga disebut Pandemi Covid-19? istilah pandemi untuk menunjukkan luas penyebaran dimana covid-19 ini telah menyebar ke berbagai negara. 


Sudah banyak saran saran yang bisa kita ikuti untuk mengatasi Covid-19 di berbagai media. 


Sumber : Germas
Demikian teman teman. Sayangilah keluarga dan teman anda dengan membatasi kegiatan diluar rumah. Disiplin dan taat pada ketentuan pemerintah. Semoga info ini membantu.

23/02/2020

OJO LAMIS

Kata lamis dalam bahasa Jawa bisa diartikan "pura-pura" atau "tidak jujur". Kata ini bisa dijelaskan secara etimologi rakyat menjadi lambé manis atau "bibir manis".
Maka kalimat aja seneng lamis, bisa diartikan "jangan suka berpura-pura" atau "jangan suka munafik".
Namun kalimat 'ojo seneng lamis' biasanya hanya digunakan kepada orang yang sangat sering berbohong dengan cara memberikan janji-janji yang membuat pendengar lupa diri. Bahasa kerennya sekarang PHP. Kadang sifat 'lamis' ini bisa menjadi label seseorang karena terlalu seringnya mengatakan kebohongan.
Saya mencetak tebal kata 'sangat sering' karena jika kebohongan yang dilakukan tidak terlalu sering atau bukanlah sebuah kebiasaan, orang jawa biasanya menggunakan kata 'nggataki' atau 'ngapusi' atau yang lebih halus 'mblenjani'

Sumber data: dari berbagai sumber.