Selamat Datang. Indahnya hari ini adalah suatu berkat dan berkah dari Tuhan. bertindaklah dengan bijaksana agar hidup kita menjadi lebih berarti bagi orang lain.

12/01/2011

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi

Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi akademik seseorang, yaitu faktor internal/pribadi dan eksternal/lingkungan (Gage & Berliner, 1992; Winkel, 1997).

A. Faktor internal

1. Inteligensi

Taraf inteligensi seseorang dapat tercermin dalam prestasi sekolahnya di semua mata pelajaran (Winkel, 1997). Jadi, ada korelasi antara inteligensi dengan kesuksesan di sekolah (Gage & Berliner, 1992).
Peserta didik dengan taraf inteligensi yang tinggi diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang memiliki taraf inteligensi yang lebih rendah. Namun inteligensi bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan prestasi akademik karena masih ada faktor lainnya seperti motivasi dan kepribadian serta faktor eksternal.

2. Motivasi

Winkel (1997) mengatakan bahwa motivasi merupakan daya penggerak yang menjadi aktif pada saat-saat tertentu di mana ada kebutuhan untuk mencapai tujuan. Sedangkan Gage dan Berliner (1992) menjelaskan bahwa motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan individu dari perasaan bosan menjadi berminat untuk melakukan sesuatu. Tercakup di sini adalah motivasi untuk mencapai kelulusan dan motivasi untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi Sukadji (2000). Motivasi merupakan tenaga dorong selama tahapan proses belajar yang berfungsi untuk (Sukadji, 2000):

a. Mencari dan menemukan informasi mengenai hal-hal yang dipelajari

b. Menyerap informasi dan mengolahnya

c. Mengubah informasi yang didapat ini menjadi suatu hasil (pengetahuan, perilaku, keterampilan, sikap, dan kreativitas.

Secara umum, motivasi terbagi menjadi motivasi internal dan eksternal.

Motivasi internal mengacu pada diri sendiri, misalnya kegiatan belajar dihayati dan merupakan kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tahu. Motivasi eksternal mengacu pada faktor di luar dirinya. Siswa dengan motivasi eksternal akan membutuhkan adanya pemberian pujian atau pemberian nilai sebagai hadiah atas prestasi yang diraihnya (Djiwandono, 2002). Kedua komponen ini bersifat kontekstual, artinya ada pada seseorang sehubungan dengan suatu kegiatan yang dilakukan. Oleh karena itu motivasi dapat berubah sesuai dengan waktu.
Menurut McLelland dan Atkinson (dalam Djiwandono, 2002), motivasi yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah motivasi berprestasi, di mana seseorang cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses.

3. Kepribadian

Kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik seseorang yang menentukan bagaimana individu dapat menyesuaikan diri secara unik dengan lingkungannya (Allport dalam Hurlock, 1978). Kepribadian dapat berubah dan dimunculkan dalam bentuk tingkah laku. Organisasi adalah hubungan antar traits yang selalu berubah dan diwujudkan dalam bentuk traits-traits yang dominan. Sedangkan sistam psikofisik adalah kebiasaan-kebiasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, keadaan emosi dan dorongan-dorongan. Sistem inilah yang akan mendorong seseorang untuk menentukan penyesuaian dirinya sebagai hasil belajar atau pengalaman.

B. Faktor eksternal

1. Lingkungan rumah

Lingkungan rumah terutama orang tua, memegang peranan penting serta menjadi guru bagi anak dalam mengenal dunianya. Orang tua adalah pengasuh, pendidik dan membantu proses sosialisasi anak. Utami Munandar (1999) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka semakin baik prestasi anak. Termasuk juga sejauh mana keluarga mampu menyediakan fasilitas tertentu untuk anak (televisi, internet, dan buku bacaan).

2. Lingkungan sekolah

Menurut Ormrod (2006) lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan yang nyaman sehingga anak terdorong untuk belajar dan berprestasi. Ada beberapa karakteristik lingkungan sekolah yang nyaman sebagai tempat belajar (Burstyn & Stevens dalam Ormrod, 2006) , yaitu:

a. Sekolah mempunyai komitmen untuk mendukung semua usaha murid agar sukses baik dalam bidang akademik maupun sosial.

b. Adanya kurikulum yang menantang dan terarah

c. Adanya perhatian dan kepercayaan murid serta orang tua terhadap sekolah

d. Adanya ketulusan dan keadilan bagi semua murid, baik untuk murid dengan latar belakang keluarga yang berbeda, beda ras maupun etnik

e. Adanya kebijakan dan peraturan sekolah yang jelas. Misalnya panduan perilaku yang baik, konsekuensi yang konsisten, penjelasan yang jelas, kesempatan menjalin interaksi sosial serta kemampuan menyelesaikan masalah.

f. Adanya partisipasi murid dalam pembuatan kebijakan sekolah

g. Adanya mekanisme tertentu sehingga siswa dapat menyampaikan pendapatnya secara terbuka tanpa rasa takut
Mempunyai tujuan untuk meningkatkan perilaku prososial seperti berbagi informasi, membantu dan bekerja sama

h. Membangun kerja sama dengan komunitas keluarga dan masyarakat

i. Mengadakan kegiatan untuk mendiskusikan isu-isu menarik dan spesial yang berkaitan dengan murid

Sedangkan di kelas, sebaiknya kelas cukup besar dengan jumlah murid yang tidak terlalu banyak sehingga guru dapat memonitor setiap siswa. Kelas yang baik dan produktif adalah kelas yang nyaman secara tata ruang, memunculkan motivasi internal siswa untuk belajar, kegiatan guru yang terarah serta kegiatan monitor terhadap siswa (Gage & Berliner, 1992).

How to Solve It by G Polya

Summary taken from G. Polya, "How to Solve It", 2nd ed., Princeton University Press, 1957, ISBN 0-691-08097-6.

  1. UNDERSTANDING THE PROBLEM
    • First. You have to understand the problem.
    • What is the unknown? What are the data? What is the condition?
    • Is it possible to satisfy the condition? Is the condition sufficient to determine the unknown? Or is it insufficient? Or redundant? Or contradictory?
    • Draw a figure. Introduce suitable notation.
    • Separate the various parts of the condition. Can you write them down?
  2. DEVISING A PLAN
    • Second. Find the connection between the data and the unknown. You may be obliged to consider auxiliary problems if an immediate connection cannot be found. You should obtain eventually a plan of the solution.
    • Have you seen it before? Or have you seen the same problem in a slightly different form?
    • Do you know a related problem? Do you know a theorem that could be useful?
    • Look at the unknown! And try to think of a familiar problem having the same or a similar unknown.
    • Here is a problem related to yours and solved before. Could you use it? Could you use its result? Could you use its method? Should you introduce some auxiliary element in order to make its use possible?
    • Could you restate the problem? Could you restate it still differently? Go back to definitions.
    • If you cannot solve the proposed problem try to solve first some related problem. Could you imagine a more accessible related problem? A more general problem? A more special problem? An analogous problem? Could you solve a part of the problem? Keep only a part of the condition, drop the other part; how far is the unknown then determined, how can it vary? Could you derive something useful from the data? Could you think of other data appropriate to determine the unknown? Could you change the unknown or data, or both if necessary, so that the new unknown and the new data are nearer to each other?
    • Did you use all the data? Did you use the whole condition? Have you taken into account all essential notions involved in the problem?
  3. CARRYING OUT THE PLAN
    • Third. Carry out your plan.
    • Carrying out your plan of the solution, check each step. Can you see clearly that the step is correct? Can you prove that it is correct?
  4. Looking Back
    • Fourth. Examine the solution obtained.
    • Can you check the result? Can you check the argument?
    • Can you derive the solution differently? Can you see it at a glance?
Can you use the result, or the method, for some other problem?