Selamat Datang. Indahnya hari ini adalah suatu berkat dan berkah dari Tuhan. bertindaklah dengan bijaksana agar hidup kita menjadi lebih berarti bagi orang lain.

09/02/2009

Intip Kiat Pria Memangkas Berat Badan

Kenapa pria sepertinya lebih cepat menurunkan berat badan ketimbang wanita? Jangan mencak-mencak dulu atas "kelebihan" pria itu, Coba kita intip apa saja yang dilakukan kaum Adam.

Lucy sebal sama pasangannya. Walau mereka berdua sama-sama doyan makan, Lucy harus berolahraga super ketat agar berat badannya tak naik drastis, sedangkan Wibi, pasangannya, santai-santai saja. Olahraganya seperti puasa Senin-Kamis. "Tetapi, dia kok nggak gemuk-gemuk. Sebel nggak sih?" ucapnya.

Beda Simpanan Lemak

Ada banyak hal berbeda dalam tubuh pria yang perlu kita ketahui. Seperti ditulis dalam Good Health & Medicine, laki-laki memiliki distribusi penyimpanan lemak yang berbeda dengan wanita. Umumnya tubuh pria menyimpan lemak di bagian tengah tubuh, yaitu perut. Itu membuat bentuk tubuh mereka seperti apel atau disebut juga android.

Tubuh wanita menyimpan lemak di bagian gluteal, yaitu pinggul, paha, dan bokong, sehingga bentuk tubuhnya seperti pir atau ginoid. Hanya 12-15 persen dari pria yang memiliki bentuk tubuh pir.

Bentuk tubuh pir membuat perempuan secara hormonal dirugikan saat harus menurunkan berat badan. Lemak gluteal tidak dibuang semudah lemak perut. Namun, berkat peran hormon estrogen yang memerintahkan penyimpanan lemak, wanita dapat menyimpan cadangan energi untuk hamil.

Hal senada dikatakan ahli gizi olahraga Cassandra Forsythe, doktor peneliti di University of Connecticut. Perempuan, katanya, menyimpan lebih banyak lemak tubuh untuk reproduksi. "Kita memerlukan lemak tubuh untuk kelangsungan hidup bayi," ujar Forsythe.

Secara fisiologis, wanita tidak diuntungkan dengan urusan berat badan. Namun, jangan kecewa. Ingat-ingat saja, justru lemak abdominal dan bukan lemak gluteal yang dikaitkan dengan penyakit jantung koroner (PJK). Ukuran lingkar pinggang 94 cm pada pria, lebih dari 80 cm pada wanita, harus segera diwaspadai karena berisiko tinggi mengalami PJK.

Otot Lebih Banyak

Alasan lain mengapa pria lebih mudah mengelola berat badan karena tubuhnya berisi lebih banyak otot ketimbang wanita. Semua ini disebabkan pria memiliki lebih banyak hormon testosteron.

Menurut Adam Fraser, ahli olahraga yang menangani kegemukan dan diabetes, otot merupakan jaringan yang secara metabolis sangat aktif dan membutuhkan banyak kalori. Semakin banyak otot di tubuh kaum Adam, kian tinggi jumlah kalori yang bisa dibakar. Bayangkan saja, setengah kg otot membakar 50,4 kalori ekstra setiap harinya.

Otot merupakan pembakar lemak utama dalam tubuh manusia. Bila Anda memiliki lebih banyak otot, dapat membakar lemak lebih besar. Itu sebabnya, pria lebih cepat atau terkesan lebih mudah menurunkan berat badan. Namun, perlu diingat kondisi tersebut membuat badan pria lebih berat daripada perempuan.

Olahraga resistensi atau pembentukan tubuh sebaiknya tidak dihindari. Tak perlu khawatir bila tubuh perempuan nantinya berotot. "Tak perlu takut membentuk otot sebab hal ini akan membantu Anda menurunkan berat badan," ujar Fraser. Yang juga tak kalah penting, tulang Anda akan menyukai olahraga pembentukan karena meningkatkan kepadatan mineral tulang dan mencegah osteoporosis.

Agar otot terbentuk, coba lakukan program angkat beban. Wanita bisa menyimpan dumbel atau barbel di rumah atau di kantor. Lakukan angkat beban layaknya para pria.

Tak ada salahnya Anda melakukan angkat beban dalam repetisi yang lebih sedikit dengan beban yang lebih berat. Angkat beban bisa dilakukan 2-3 kali per minggu. Bila masih ragu, cobalah berkonsultasi dengan pelatih olahraga di pusat kebugaran atau dokter spesialis olahraga.

Pria Tdak Membatasi Makanan!

Menurut Dr. Garry Egger, Direktur dari Professor Trim's Weight Loss For Men, pendekatan yang dilakukan pria untuk menurunkan berat badan kebanyakan berada pada tahap yang tidak terlalu mendalam. Pria makan sedikit, bergerak lebih banyak. Sementara wanita kebanyakan terlibat secara psikologis.

Egger meyakini bahwa proporsi perempuan dalam melakukan diet on-off lebih besar. Diet ini tidak bekerja dengan baik. Perempuan juga lebih cenderung melaparkan diri ketimbang pria. Keadaan ini akan menurunkan metabolisme. Pendekatan tidak makan adalah cara buruk untuk menurunkan berat badan.

Sebaliknya, pria sedikit saja melakukan diet. Perempuan, lanjut Egger, terlalu menekankan pada diet. Saat pria ingin menurunkan berat badan, mereka menyiapkan diri untuk mengubah gaya hidup.

Seorang instruktur fitnes, Silvestro Musumeci, berhasil membuang berat badan lebih dari 60 kg saat ia berhenti diet, mengubah gaya hidup, dan berolahraga lebih banyak. "Saya tak suka diet karena itu hanya solusi jangka pendek," ujarnya.

Tidak Lari ke Makanan

Bila kaum Hawa melarikan diri ke makanan saat stres melanda, tidak demikian dengan pria. Menurut Fraser, saat pria tertekan atau mengalami masalah, biasanya pergi ke luar dan melakukan kegiatan fisik dengan teman-temannya.

Mark Stephens, seorang hipnoterapis, mewanti-wanti perempuan untuk berhati-hati dengan situasi yang dialami. Apakah benar-benar lapar secara fisik atau lapar secara emosional? Cobalah merasakan irama perut Anda dan tanya diri Anda, apakah benar-benar lapar atau tidak?

Jika tidak lapar, alihkan perhatian yang membuat Anda gelisah dengan menari diiringi musik, push up, sit up, crunch, atau lari ke pusat kebugaran. Dijamin, rasa lapar akan hilang.

Tidak Terlalu Memikirkan Bobot Badan

Perempuan kerap menjadi emosional akan proses penurunan berat badannya. Saat emosi terlibat dalam penurunan berat badan, ucap Fraser, seluruh proses menjadi lebih sulit daripada yang semestinya.

Hadapi saja! Pria cenderung tidak menyabotase dirinya saat memulai program penurunan berat badan dan tak mengomel saat mereka keluar jalur. Mereka cepat sadar telah mengacaukan program tersebut dan kembali ke program semula.

Contohnya, bila pria tiba-tiba tergiur sepotong pai daging, mereka tidak akan menghabiskan sisa hari dalam siklus penyesalan. Mereka cenderung pragmatis dengan mengatakan, "Saya mungkin sebaiknya tidak memakannya". Itu saja!

Untuk para perempuan, sebaiknya tidak terlalu emosional bila melakukan kesalahan kecil itu. Berpikirlah secara logis seperti pria. Dan konsumsi makanan yang lebih baik di kesempatan berikutnya. Atau, berolahraga di pusat kebugaran untuk menghilangkan rasa bersalah itu.

Egois? Nggak Masalah!

Secara mendasar, perempuan kerap menempatkan diri di bagian akhir dan menempatkan orang lain terlebih dulu. Kondisi ini pada akhirnya membuat perempuan kelelahan. Jika ini terjadi, berarti perempuan sudah kekurangan waktu untuk hal yang bisa dilakukannya, seperti olahraga atau menyiapkan menu sehat.

Menurut Musumeci, tak ada salahnya bila sesekali perempuan agak egois. Banyak pria yang tidak menolak dua kali saat meninggalkan pekerjaan rumah tangga untuk bermain bola atau golf dengan teman-temannya.

Tak ada salahnya bagi Wanita, lanjut Musumeci, untuk menempatkan keinginannya terlebih dulu dan tidak merasa bersalah saat harus berolahraga atau bersantai.

Banyak Berkeringat

Olahraga intensitas tinggi seperti angkat beban yang berat, joging berat, atau olahraga pertandingan membakar kalori lebih banyak. Dan setelahnya, Anda masih mendapat "mengonsumsi" oksigen yang berlebih (excessive post oxygen consumption). EPOC, dinyatakan Fraser, terjadi kala metabolisme tubuh meningkat yang akan memberi efek bertahan hingga 48 jam.

Olahraga dengan intensitas cukup tinggi membuat pria lebih mudah berkeringat. Nah, keringat ini sangat disukai mereka. Kesannya, "Cowok banget!"

Keringat berperan baik sebagai alat ukur untuk mengetahui apakah Anda berolahraga hingga batas maksimum atau tidak. Diakui Musumeci, "Saat mulai berkeringat, berat badan saya mulai berkurang," Untuk membuat tubuh lebih berkeringat, lakukan olahraga intensitas tinggi atau berolahragalah seperti pria. Coba saja sepakbola atau basket.

Di sisi lain, pria mendorong dirinya lebih besar ketimbang perempuan. Amati saja di pusat kebugaran. Saat perempuan melakukan sesi kardio ringan, pria melakukan lari atau lari cepat dan angkat beban. Pria memang lebih agresif dan kompetitif saat berolahraga daripada saat bermain.

Jauhi yang Manis

Wanita lebih memilih makanan manis seperti cokelat dan es krim untuk mendorong emosi negatif. Begitu menurut hasil penelitian di Cornell University. Sementara pria lebih memilih makanan padat protein seperti steak.

Protein, terutama asam amino yang disebut leusin, penting untuk meningkatkan metabolisme dan mempertahankan otot. "Wanita ngemil cokelat dan makanan manis yang berdampak pada insulin dan hormon penyimpan lemak lain di dalam tubuh dan menyebabkan mereka ngemil lebih banyak sesudahnya," kata Forsythe.

Ditambahkan Musumeci, pria stres yang lari ke makanan akan memilih kebab, steak, atau kentang goreng. Mereka juga cenderung makan bersama teman-teman ketimbang duduk sendiri di rumah dan menjadikan makanan sebagai teman.

Mengonsumsi makanan berprotein menjadi saran terbaik kala Anda sedang sedih. Jadi pilihlah daging ayam, tuna, telur, keju cottage, kudapan tinggi protein dengan rasa cokelat. Protein bisa mengenyahkan rasa lapar dan keinginan ngemil.

Jangan berpikir untuk mengonsumsi gula sederhana. Lebih baik konsumsi salad dan steak. Akan lebih baik bila Anda makan bersama teman sambil curhat. Pasti lebih plong!

Sumber: Senior

7 Tips Sehat Minum Kopi

Bagiku, teman terbaik ngeblog di pagi hari adalah kopi. Pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi -red) sering aku menanyakan tentang kebiasaan mereka minum kopi. Bukan hal yang mengejutkan kalau pada kenyataannya mereka rata-rata minum 5 cangkir kopi sehari! Lalu aku pun menyarankan mereka untuk meninggalkan kebiasaan minum kopi, padahal kopi dari Indonesia memiliki cita rasa yang tinggi dan digemari di seluruh dunia. Rugi? Nah, sebelum bergabung dengan kelompok orang yang tidak boleh minum kopi dan hanya bisa menelan ludah melihat orang lain mengecup si hitam manis ini, ada baiknya kita ketahui “7 Tips Sehat Minum Kopi” berikut:

Blog and Coffee

1. Dosis
Memang belum ada ukuran yang pasti untuk dosis kopi yang boleh dikonsumsi orang. Namun kebanyakan penelitian mengungkapkan bahwa minum 300 mg caffeine (sekitar 1 sampai 3 cangkir kopi sehari) tidak memberikan efek negative pada kebanyakan orang sehat.


2. Sinyal Bahaya

Ketika mereguk kopi memang terasa nikmat, namun sering kali diikuti dengan sejuta rasa bersalah. Kenali sinyal bahaya kopi sehingga kita tahu kapan harus berhenti minum kopi. Sinyal bahaya itu antara lain: gelisah, jantung berdebar, gangguan tidur dan gangguan mood (mis: cepat marah). Seorang peminum kopi yang menghentikan kebiasaan minum kopinya dapat mengalami “caffeine withdrawal” yang ditandai oleh sakit kepala berdenyut, namun gejala ini akan hilang setelah 24-48 jam atau mendapat caffeine dosis baru.


3. Dengarkan Respon Tubuh

Setiap orang memiliki batasan sendiri mengenai konsumsi caffeine. Kebanyakan orang dapat mengkonsumsi 2 cangkir kopi sehari tanpa masalah. Namun ada pula yang mengalami efek buruknya dengan jumlah konsumsi kopi yang sama. Ada yang bercerita setelah minum secangkir kopi menjadi tak dapat tidur sepanjang malam, sebaliknya ada yang tertidur pulas setelah minum kopi. So, cara terbaik adalah dengarkan respon tubuh sendiri!

4. Kenali Kandungan Caffeine
Setelah mengetahui dosis dan respon tubuh, ada baiknya kita mengetahui kandungan caffeine dalam produk-produk yang sering kita konsumsi. Agar jangan sampai dosis kopi yang dianjurkan sudah tercapai, namun kita masih mengkonsumsi produk-produk lain yang mengandung caffeine sehingga merasakan efek buruk kopi. Beberapa produk lain yang perlu diperhatikan kandungan caffeine seperti misalnya : softdrink, permen kopi, teh, coklat, obat sakit kepala.

Cara pengolahan (roasting dan brewing) juga berpengaruh terhadap kandungan caffeine dalam kopi. Sebagai contoh, sebuah penelitian menunjukkan, secangkir kopi di Starbucks mengandung rata-rata 259 mg caffeine dibandingkan dengan kopi dengan jenis dan ukuran cangkir yang sama di Dunkin Donuts yang hanya mengandung 149 mg caffeine.

Dari penelitian lain, kopi decaf (kopi tanpa caffeine) baik untuk mereka yang mengalami obesitas karena dapat meningkatkan HDL (kolesterol “baik”) sekitar 50%. Sedangkan pada mereka yang tidak mengalami obesitas justru dapat menurunkan kolesterol HDL ini yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung.


5. Coffee Mix

Lima milligram kalsium hilang untuk setiap 6 ons kopi yang dikonsumsi. Namun kehilangan kalsium ini dapat diatasi dengan menambahkan 2 sendok susu atau membuat espresso latte. Sedangkan campuran kopi dengan alkohol kurang baik terutama pada orang dengan gangguan hati dan campuran kopi dengan cream juga sebaiknya dihindari untuk mengurangi kalori yang berlebih. Caffeine juga berinteraksi dengan beberapa jenis obat. Bagi yang sedang mengkonsumsi obat, sebaiknya konsultasikan ke dokter.

Banyak yang beranggapan teman terbaik kopi adalah rokok. Eits, jangan salah. Seorang peminum kopi sejati tidak merokok! Rokok dapat mengurangi nikmatnya ngopi lho…


6. Kelompok Anti-Kopi

Kelompok berikut disarankan untuk menghindari kopi: wanita hamil, anak-anak, orang tua, orang dengan penyakit jantung dan pembuluh darah (mis: hipertensi). Nah, kalau sudah termasuk kelompok ini, lupakan kopi!


7. Check Up

Lakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan, dalam hal ini adalah ukuran tekanan darah. Semakin dini hipertensi diketahui, akan semakin baik untuk penatalaksanaan selanjutnya. JNC VII mengklasifikasikan hipertensi sebagai berikut :

Klasifikasi

Sistolik (mmHg)


Diastolik (mmHg)

Normal

< 120

Dan

<80

Pre Hipertensi

120-139

Atau

80-89

Hipertensi stage 1

140-159

Atau

90-99

Hipertensi stage 2

> 160

Atau

> 100

Demikianlah “7 Tips Sehat Minum Kopi“. Bila keluhan berlanjut, hubungi dokter! ;)